Rabu, 02 Oktober 2013

Tugas Softskill analisa masalah sosial



Mobil Murah dan Berbagai Rangkaian Permasalahan

            Saat ini Jakarta sedang bermunculan berbagai macam mobil murah. Yang membuat saya terkejut adalah saat melihat iklan suatu merk mobil terkemuka dengan harga dibawah 100juta. Reaksi spontan pun muncul saat melihat iklan tersebut, karena pada akhirnya kendaraan ini bakal lebih kebayang untuk kita miliki. Coba kita bayangkan saja, dikota yang transportasi umumnya tidak layak ini apalagi yang didambakan selain kita bisa bepergian dengan nyaman. Macet? Kalau macet itu memang sudah biasa dan akan sulit untuk bisa diselesaikan lagi, intinya adalah bagaimana dalam mengurangi kemacetan kita ini tidak makin menderita dengan harus berdesak-desakan di transportasi umum yang sangat tidak layak tersebut. Saya yakin inilah yang ada didalam benak sebagian besar penduduk Jakarta.

            Pada statement di atas saya anggap mewakili hampir sebagian besar penduduk Jakarta sihh disini ada beberapa poin yang bisa kita telaah lebih lanjut yaitu :

            Pertama, masyarakat sudah kehilangan harapan atas perbaikan masalah kemacetan di Jakarta ini. Mereka kebanyakan memilih untuk menghadapinya, namun jika ada solusi sedikit saja supaya meringkankan penderitaan yang diakibatkan oleh kemacetan, mereka pergi untuk menghadapinya. Kita bisa lihat penjualan sepeda motor yang gila-gilaan yang disebabkan karena masyarakat tidak bisa berharap dari transportasi umum kita.

            Kedua, transportasi umum yang kita miliki sebagian besar sangat tidak layak, sehingga membuat semua orang mendambakan memiliki kendaraan sendiri. Orang-orang yang sekarang menggunakan transportasi umum bisa dibilang golongan yang tidak memiliki pilihan yang lebih baik. Jika saja masyarakat Jakarta mencintai transportasi umum maka tendensi untuk memiliki kendaraan sendiri atau keinginan untuk mengendarai kendaraan mereka jadi akan berkurang.

            Ketiga, kemacetan merupakan akibat dari transportasi umum yang tidak layak yang berimplikasi tidak disukainya oleh masyarakat (ingat mereka tetap menggunakannya karena ‘terpaksa’). Pemprov DKI Jakarta saat kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo (Foke) sempat melakukan penambahan jalan-jalan layang di titik-titik kemacetan. Mereka mengambil solusi ini karena dianggap pertumbuhan jumlah kendaraan itu tidak sebanding dengan penambahan jalan raya. Saya pribadi melihat yang seharusnya dipecahkan justru mengurangi penambahan kendaraan, bukan justru menambah jalan raya, karena berapa banyak pun jalan raya dibangun tetap akan dikejar oleh penambahan jumlah kendaraan yang tidak dikontrol.


Pendapat saya untuk menyelesaikan masalah yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta adalah transportasi umum yang layak dan murah walaupun sebagian besar penduduk telah banyak yang menderita bertahun-tahun dengan adanya kemacetan ini mereka sendiripun memiliki pandangan sendiri untuk menggunakan mobil murah yang ada di iklan tersebut. Karena mobil murah bisa memberikan kenyamanan dalam perjalanan dan tidak harus berpanas-panasan, kehujanan dan menderita kelelahan karena harus ngebut-ngebutan dan nyelap-nyelip ditengah kemacetan kota Jakarta ini.

Solusi dalam menghadapi kemacetan kota Jakarta ini adalah mengurangi pertumbuhan transportasi yang semakin menjamur di kota Jakarta ini. Membangun jalan-jalan non toll juga sebenarnya bisa mengurangi kemacetan sihh. Tapi yang paling penting kurangi penjualan transportasi pribadi di kota Jakarta ini kalau bisa sih stop dulu. Agar permasalahan yang sudah terlanjur menjamur ini bisa terselesaikan terlebih dahulu.

Tidak ada komentar: